sejarah
Seperti halnya di setiap wilayah misi, usaha kesehatan menjadi perhatian demikian pula di wilayah misi Sumatera Bagian Selatan, usaha kesehatan merupakan salah satu usaha membantu masyarakat.
Sehubungan dengan ini maka pimpinan Pastor hati Kudus Yesus yang sejak tahun 1926 bertugas di wilayah Sumatera Bagian Selatan mohon bantuan kepada pimpinan Konggregasi Suster Charitas di Roosendaal, Belanda, untuk membantu dalam lingkungan misi di daerah ini. Permohonan tersebut mendapat tanggapan baik sehingga dalam waktu singkat mereka siap mengirim para Susternya ke daerah misi Sumatera bagian Selatan
Tepat pada tanggal 9 Juli, lima orang Suster dari Konggregasi Charitas Roosendaal tiba di Palembang. Mereka adalah : 1. Suster Raymunda Hermans, 2. Suster Willhelmina Blesgraaf, 3. Suster Caecilia Luyten, 4. Sr Alacoque van der Linden, 5. Suster Chatarina Koning. Maka dengan semangat cita cita pendiri Konggregasi Suster Suster Santo Fransiskus Charitas " yakni dalam kegembiraan, kesederhanaan dan terutama dalam cinta kasih menolong orang lain, seraya berdoa dan mengorbankan diri menampakkan kegembiraan hidup di antara orang sakit dan yang kekurangan" kelima suster tersebut memulai karyanya di Indonesia tepatnya di wilayah misi kota Palembang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman di samping Gereja St. Yoseph (Frateran Bunda Hati Kudus) saat ini.
Jenderal Sudirman / frateran sekarang. Rumah sakit ini sangat sederhana menampung 14 - 16 orang penderita yang saat itu kebanyakan masyarakat yang belum mengerti tentang rawat inap di rumah sakit, sehingga jumlah tempat tidur yang hanya sedikit masih sering kosong.
Untuk memperluas pelayanan mereka mengadakan kunjungan rumah. Jadi, setiap hari dua orang suster keluar masuk lorong keliling kota Palembang. Wilayah Palembang secara geografi adalah kota air, banyak rawa-rawa sehingga masa itu banyak lorong yang masih di hubungkan hanya dengan sebatang bambu saja. Meskipun demikian, para suster tetap menjalankan tugas dengan tekun dan penuh semangat demi kepentingan masyarakat dan gereja.
Karya para Suster Charitas di Palembang semakin berkembang serta ada penambahan sepuluh orang Suster lagi dari Konggregasi Charitas di Roosendaal Belanda, maka dirasakan perlu dibangun rumah sakit baru. Oleh pimpinan suster Charitas dipilihlah sebidang tanah yang letaknya di ketinggian saat itu jauh dari keramaian kota dan cukup strategis, tempat ini memang merupakan gunung kecil berada di sudut kota Palembang, merupakan lokasi rumah sakit sekarang ini. Tahun 1937 mulai peletakan batu pertama, kemudian tanggal 18 Januari 1938 peresmian pembukaan rumah sakit oleh Mgr. Meckelhot SCJ dengan nama rumah sakit RK. Charitas. Sedangkan bangunan lama yang posisinya berseberangan dengan rumah sakit diserahkan kepada Frater dari O.V.L. van Utrecht.
Rumah sakit yang didirikan para Suster Charitas ini merupakan rumah sakit pertama yang ada di Palembang, mempunyai 59 tempat tidur. Disamping itu, pelayanan kunjungan dan persalinan di rumah tetap dilaksanakan oleh suster - suster rumah sakit yang berkendaraan sepeda.
Selama penjajahan Jepang rumah sakit diambil dan dijadikan markas tentara Jepang. Para suster dan pastor diinternir/ditawan di berbagai tempat. Pada waktu kemerdekaan rumah sakit Charitas dikembalikan kepada Konggregasi Suster Charitas dan terus dibenahi hingga menjadi rumah sakit seperti saat ini.
Kembali