10 Efek Buruk dari Pemakaian Headset Secara Berlebihan

Foto Page Detail

Tahukah kamu? Mendengarkan musik dengan volume tinggi lewat headset, bahkan lagu favorit sekalipun, bisa membahayakan kesehatan telinga.
Setiap tahun, dunia memperingati International Noise Awareness Day (INAD) sebagai pengingat pentingnya menjaga lingkungan suara yang sehat. Salah satu risiko utama dari penggunaan headset berlebihan adalah kerusakan pendengaran permanen.
Mendengarkan musik memang menyenangkan, apalagi dengan kualitas suara jernih dari headset. Namun, penggunaan yang terlalu lama dan dengan volume tinggi sebaiknya dihindari.
Apa saja dampak buruknya? Yuk, simak penjelasannya!

Efek Buruk Penggunaan Headset

Menurut laporan dari World Health Organization (WHO), lebih dari 1 miliar orang di dunia berisiko mengalami gangguan pendengaran akibat paparan suara ber-volume tinggi dari perangkat audio, seperti headset.
Penggunaan headset memang memberikan pengalaman mendengarkan musik yang menyenangkan dan imersif. Namun, penggunaan yang terlalu lama, terutama dengan volume tinggi, dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan.

Berikut adalah 10 efek buruk penggunaan headset secara berlebihan:

1. Gangguan Pendengaran Permanen

Paparan suara lebih dari 70 desibel (dB) dalam waktu lama dapat merusak sel rambut di koklea (bagian dalam telinga) secara permanen. Kerusakan ini bersifat ireversibel.

2. Tinnitus (Telinga Berdenging)

Penggunaan headset terlalu lama dapat memicu tinnitus, yaitu kondisi di mana seseorang mendengar suara berdenging atau mendesis, meskipun tidak ada sumber suara dari luar.

3. Gangguan Tidur dan Paparan Cahaya Biru

Menggunakan headset dan menatap layar ponsel sebelum tidur dapat mengganggu kualitas tidur. Stimulasi suara membuat otak tetap aktif, sementara cahaya biru dari layar menekan produksi melatonin hormon yang membantu tubuh rileks. Akibatnya, tidur menjadi sulit dan risiko insomnia meningkat.

4. Penurunan Fungsi Kognitif

Gangguan pendengaran akibat headset juga dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif dan memori jangka pendek.

5. Infeksi Telinga

Headset yang tidak bersih atau digunakan bergantian dapat menjadi media penularan bakteri, yang berisiko menimbulkan infeksi telinga.

6. Kecemasan dan Gangguan Emosional

Studi dari University of Illinois menunjukkan bahwa penggunaan headset yang berlebihan berhubungan dengan peningkatan gejala depresi dan kecemasan, terutama pada remaja dan dewasa muda.

7. Postur Tubuh yang Buruk

Menurut Dr. Kenneth Hansraj, ahli tulang belakang dari New York, posisi kepala yang menunduk saat menggunakan headset dapat memberi tekanan berlebih pada tulang belakang dan memicu nyeri kronis.

8. Menurunnya Interaksi Sosial

Dr. Sherry Turkle, psikolog dari MIT, menyatakan bahwa ketergantungan pada perangkat audio dapat menghambat kemampuan individu dalam berinteraksi sosial dan membangun hubungan emosional secara langsung.

9. Risiko Kecelakaan

Menggunakan headset saat berjalan atau berkendara dapat mengurangi kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan.

10. Ketergantungan Audio

Terlalu sering menggunakan headset juga dapat menimbulkan ketergantungan psikologis, di mana seseorang merasa tidak nyaman jika tidak mendengarkan sesuatu terus-menerus.

Kenali Tanda Awal Gangguan Pendengaran

Beberapa tanda awal yang perlu diwaspadai meliputi kesulitan mendengar saat berada di lingkungan bising, telinga berdenging, serta infeksi telinga yang sering kambuh. Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri ke dokter spesialis THT di Charitas Group.

Referensi :

WHO: “Hearing loss due to recreational exposure to loud sounds is preventable.”
Twenge, J. (2017). “Smartphone use and mental health among adolescents.”
Hansraj, K.K. (2014). “Assessment of Stresses in the Cervical Spine Caused by Posture.”
Turkle, S. (2015). “Reclaiming Conversation: The Power of Talk in a Digital Age.”


Kembali
Charitas Mobile Care