Asma : Penjelasan, Gejala, Faktor, Pengobatan dan Pencegahan

Foto Page Detail

Pada Hari Asma Sedunia 2024, tema yang diangkat adalah “Asthma Education Empowers” atau “Pendidikan Asma Memberdayakan”. GINA (Global Initiative for Asthma) menekankan perlunya memberdayakan penderita asma dengan pendidikan yang tepat untuk mengelola penyakit mereka dan mengenali kapan harus mencari bantuan medis. Para profesional kesehatan juga diharapkan meningkatkan kesadaran tentang morbiditas dan mortalitas yang dapat dihindari dari asma, serta manajemen efektif asma. Asma adalah salah satu penyakit kronis yang mempengaruhi lebih dari 260 juta orang dan bertanggung jawab atas lebih dari 450.000 kematian setiap tahun di seluruh dunia, sebagian besar di antaranya dapat dicegah.

Apa Itu Asma?

Asma adalah salah satu masalah paru-paru yang membuat pengidapnya kesulitan bernapas akibat peradangan dan penyempitan pada saluran pernapasan. Tak hanya kesulitan bernapas, asma juga menyebabkan gejala lain seperti mengi, batuk-batuk, dan nyeri dada.  Saluran pernapasan pada pengidap asma lebih sensitif dibandingkan dengan orang lain tanpa asma. Ketika paru-paru teriritasi akibat zat pemicu (asap rokok, debu, bulu binatang, dll.) maka otot-otot saluran pernapasan pada pengidapnya menjadi kaku dan menyempit.

Gejala Asma

Gejala asma bisa berbeda-beda pada setiap orang. Gejala terkadang menjadi jauh lebih buruk. Ini dikenal sebagai serangan asma. Gejala seringkali lebih buruk pada malam hari atau saat berolahraga.
Gejala umum asma meliputi:

  • batuk terus-menerus, terutama pada malam hari
  • mengi saat menghembuskan napas dan terkadang saat menghirup
  • sesak napas atau kesulitan bernapas, terkadang bahkan saat istirahat
  • sesak dada, sehingga sulit bernapas dalam-dalam.

Beberapa orang akan mengalami gejala yang lebih buruk saat mereka terserang flu atau saat terjadi perubahan cuaca. Pemicu lainnya dapat berupa debu, asap, asap, serbuk sari rumput dan pohon, bulu dan bulu binatang, sabun dan parfum yang kuat. Gejala juga bisa disebabkan oleh kondisi lain. Orang dengan gejala harus berbicara dengan penyedia layanan kesehatan.

Faktor Risiko Asma

Asma tidak dapat disembuhkan tetapi ada beberapa pengobatan yang tersedia. Perawatan yang paling umum adalah dengan menggunakan inhaler, yang mengalirkan obat langsung ke paru-paru. Inhaler dapat membantu mengendalikan penyakit dan memungkinkan penderita asma menikmati kehidupan yang normal dan aktif.

Ada dua jenis utama inhaler:

  1. bronkodilator (seperti salbutamol), yang membuka saluran udara dan meredakan gejala; Dan
  2. steroid (seperti beclometasone) yang mengurangi peradangan pada saluran udara, sehingga memperbaiki gejala asma dan mengurangi risiko serangan asma parah dan kematian.

Penderita asma mungkin perlu menggunakan inhalernya setiap hari. Perawatan mereka akan bergantung pada frekuensi gejala dan jenis inhaler yang tersedia.

Menggunakan inhaler bisa jadi sulit, terutama bagi anak-anak dan dalam situasi darurat. Penggunaan alat pengatur jarak memudahkan penggunaan inhaler aerosol. Ini membantu obat mencapai paru-paru dengan lebih mudah. Spacer adalah wadah plastik dengan corong atau masker di salah satu ujungnya dan lubang untuk inhaler di ujung lainnya. Spacer buatan sendiri, yang terbuat dari botol plastik 500ml, bisa sama efektifnya dengan spacer yang diproduksi secara komersial.

Akses terhadap inhaler merupakan masalah di banyak negara. Pada tahun 2021, bronkodilator tersedia di fasilitas layanan kesehatan primer di separuh negara berpendapatan rendah dan menengah, dan inhaler steroid tersedia di sepertiganya.  

Penting juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi mitos dan stigma yang terkait dengan asma di beberapa tempat.

Pengobatan dan Pencegahan Asma

Pengobatan asma dapat akan disesuaikan dengan kondisi pasien. Tujuannya adalah untuk meredakan gejala asma, mencegah kekambuhan gejala, serta mengurangi pembengkakan dan penyempitan pada saluran pernapasan. Metodenya bisa berupa pemberian obat-obatan, misalnya obat bronkodilator, seperti obat golongan beta agonis. Obat ini bisa berupa inhaler asma, nebulisasi, obat minum atau operasi.

Meski sulit dicegah, ada upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya serangan asma, antara lain dengan:

  • Menjalani vaksinasi influenza dan pneumonia secara teratur
  • Mengetahui pemicu munculnya gejala asma dan menghindarinya
  • Melakukan pemeriksaan ke dokter bila gejala tidak juga membaik setelah menjalani pengobatan

Pencegahan asma

Meski tidak bisa disembuhkan, serangan penyakit ini dapat Anda cegah supaya tidak kambuh. Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah asma kambuh.

  1. Buat rencana aksi asma

Setiap pasien dianjurkan untuk menentukan rencana perawatan bersama dengan dokter yang disebut rencana aksi asma (asthma action plan).

Dokter membantu menentukan tipe obat dan perawatan sesuai dengan kondisi Anda. Pastikan Anda mengikuti rencana tersebut agar kambuhnya gejala dapat dicegah.

  1. Hindari faktor pemicunya

Seseorang akan mengalami serangan gejala bila terpapar pemicunya. Oleh karena itu, kenali ha apa saja yang dapat memicu kekambuhan gejala Anda.

Beberapa faktor pemicu yang paling umum adalah paparan zat iritan dari asap rokok, polusi udara, stres, bahan kimia dalam produk rumah tangga, serta bulu binatang dan serbuk sari.

  1. Rutin cek fungsi paru-paru

Rutin mengecek fungsi paru-paru dengan peak flow meter bisa membantu mencegah kekambuhan penyakit asma.

Peak flow meter bertujuan untuk mengukur jumlah aliran udara dalam napas pasien sehingga memudahkan penanganan sebelum gejalanya memburuk.

Selain itu, alat ini juga membantu mengenali pemicu asma sehingga Anda bisa menghindarinya.

  1. Minum obat sesuai anjuran dokter

Saat gejala asma muncul, segera minum obat dan hentikan aktivitas. Jika gejala yang Anda alami tidak juga membaik, jangan ragu untuk segera periksa dengan dokter.

Jangan berhenti minum obat tanpa sepengetahuan dokter meski Anda merasa sudah lebih baik.

Pastikan Anda selalu membawa obat asma ke mana pun Anda pergi dan setiap kali berkonsultasi ke dokter. Hal ini memudahkan dokter untuk melihat efek pengobatan yang sedang Anda jalani.

5. Vaksin flu

Kekambuhan gejala bisa dipicu oleh batuk berkepanjangan akibat flu. Maka dari itu, tidak ada salahnya untuk melakukan vaksin flu agar Anda tidak rentan terhadap penyakit infeksi ini.

Namun, sebelum menerima vaksinasi, pastikan Anda berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter.

 

Referensi :

Mayo Clinic. (2024). Diseases & Conditions. Asthma.

World Health Organization. (2023). Newsroom. Asthma.

Global Institute for Asthma. (2024). Asthma Education Empowers

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Topik Kesehatan. Asma


Kembali
Charitas Mobile Care