Apa Itu Penyakit DBD dan Bagaimana Cara Mencegahnya

Foto Page Detail

Penyakit DBD atau demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi akibat virus dengue yang menular melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, mual dan muntah, ruam kulit, serta perdarahan di bawah kulit, gusi, atau saluran pencernaan. Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini dapat berisiko mengancam nyawa.

Penyebab dan Faktor Risiko DBD

Penyakit DBD disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes. Nyamuk ini biasanya aktif dan menggigit pada pagi dan sore hari. Nyamuk ini juga suka berkembang biak di genangan air yang tenang dan bersih, seperti di ban bekas, botol plastik, atau tempat minum hewan.

Penyakit DBD tidak menular secara langsung antarmanusia. Namun, ibu hamil yang terinfeksi virus dengue dapat menularkan penyakit ini kepada janin yang dikandungnya selama masa kehamilan atau saat proses persalinan.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena DBD antara lain:

  • Berada di daerah dengan kasus DBD yang tinggi, terutama jika daerah tersebut padat penduduk
  • Berusia anak-anak atau lansia
  • Sedang hamil
  • Memiliki daya tahan tubuh yang lemah
  • Pernah menderita DBD sebelumnya

Gejala dan Komplikasi DBD

Gejala utama DBD adalah naiknya suhu tubuh secara mendadak hingga mencapai 39-40 derajat Celcius. Gejala ini biasanya muncul dalam waktu 4-10 hari setelah digigit nyamuk pembawa virus dengue. Selain demam, gejala lain yang dapat menyertai antara lain:

  • Sakit kepala hebat
  • Nyeri di bagian belakang mata
  • Sakit otot dan sendi
  • Hilang nafsu makan
  • Mual dan muntah
  • Ruam kemerahan yang timbul atau tidak timbul

Gejala-gejala di atas biasanya akan membaik dalam waktu satu minggu. Namun, pada beberapa kasus, gejala dapat berkembang menjadi lebih parah dan berbahaya. Hal ini biasanya terjadi pada anak-anak dan orang dewasa yang mengalami infeksi dengue kedua kali atau lebih.

Gejala parah yang dapat timbul pada DBD antara lain:

  • Sakit perut parah
  • Perdarahan di bawah kulit, gusi, hidung, atau saluran pencernaan
  • Perut bengkak akibat penumpukan cairan
  • Muntah darah
  • Sulit bernapas
  • Kulit terasa lembap dan dingin
  • Kehilangan kesadaran

Gejala parah tersebut menunjukkan adanya komplikasi DBD yang disebut sindrom syok dengue (SSD). Komplikasi ini terjadi akibat penurunan jumlah trombosit (sel darah yang berperan dalam pembekuan darah) dan kebocoran pada pembuluh darah. Komplikasi ini dapat menyebabkan syok (tekanan darah rendah), gagal organ, hingga kematian.

Diagnosis dan Pengobatan DBD

Untuk mendiagnosis DBD, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan gejala yang dialami pasien. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengukur jumlah trombosit dan mendeteksi adanya virus dengue dalam darah.

Pengobatan DBD bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Pengobatan ini meliputi:

  • Memberikan obat penurun panas dan pereda nyeri, seperti parasetamol. Hindari penggunaan aspirin atau ibuprofen karena dapat meningkatkan risiko perdarahan.
  • Memberikan cairan infus untuk mencegah dehidrasi dan syok akibat kehilangan cairan tubuh.
  • Memberikan transfusi darah atau trombosit jika jumlahnya terlalu rendah.
  • Memberikan oksigen jika pasien mengalami kesulitan bernapas.
  • Pengobatan DBD harus dilakukan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang memadai. Pasien harus mendapatkan pemantauan yang ketat untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya komplikasi.

Pencegahan DBD

Pencegahan DBD dapat dilakukan dengan cara menghindari gigitan nyamuk Aedes dan mencegah perkembangbiakan nyamuk tersebut. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  • Menggunakan obat nyamuk, kelambu, atau pakaian yang menutupi kulit saat berada di daerah endemis DBD
  • Menguras dan menutup tempat penampungan air, seperti bak mandi, ember, atau gentong
  • Membuang barang-barang bekas yang dapat menampung air, seperti botol plastik, kaleng, atau ban
  • Menaburkan bubuk abate ke dalam tempat penampungan air untuk membunuh jentik nyamuk
  • Menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah dan tempat kerja

Selain itu, pencegahan DBD juga dapat dilakukan dengan cara memberikan vaksin dengue kepada orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit ini. Vaksin dengue adalah vaksin yang dapat melindungi seseorang dari empat jenis virus dengue. Vaksin ini diberikan dalam tiga dosis dengan interval enam bulan.

Vaksin dengue hanya dianjurkan untuk orang-orang yang berusia 9-45 tahun dan pernah terinfeksi virus dengue sebelumnya. Vaksin ini tidak disarankan untuk orang-orang yang belum pernah terinfeksi virus dengue karena dapat meningkatkan risiko gejala parah jika terkena DBD di kemudian hari.

Penyakit DBD adalah penyakit yang serius dan dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, penting untuk mencegah penyakit ini dengan cara menghindari gigitan nyamuk dan menjaga kebersihan lingkungan. Jika mengalami gejala DBD, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

 

Referensi

National Institutes of Health (2023). MedlinePlus. Dengue fever Test.

WebMD (2021) Dengue Fever

Tansil Melissa G. et all (2021) Faktor Risiko Terjadinya Kejadian Demam Berdarah Dengue Pada Anak

Sukohar | Jurnal Medula (2014) Demam Berdarah Dengue (DBD)

 


Kembali
Charitas Mobile Care