Kejadian henti jantung dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, tidak terbatas kepada pasien, tetapi dapat terjadi pada keluarga pasien, bahkan karyawan rumah sakit. Kebijakan rumah sakit dalam penanganan korban dengan henti jantung tidak terbatas hanya pada respon terhadap korban dengan henti jantung tetapi juga meliputi strategi pencegahan yang melibatkan seluruh komponen rumah sakit. .
Simulasi Code BlueSystem yang diselngarakan di RS Hana Charitas ( Charitas Hospital Arga Makmur), diharapkan tidak hanya menyiapkan seluruh komponen rumah sakit (medis maupun non medis) untuk memiliki keterampilan dalam melakukan resusitasi jantung dan paru dengan kualitas yang tinggi, tetapi juga memberikan rekomendasi dan pendampingan rumah sakit untuk terbentuknya Code Blue System yang optimal.
Untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kegawat daruratan serta memberikan rasa aman di Rumah Sakit Hana Charitas ( Charitas Hospital Arga Makmur) perlu peningkatan dan pengembangan ilmu kegawat daruratan, oleh karena itu Rumah Sakit Hana Charitas (Charitas Hospital Arga Makmur) menyelenggarakan simulasi Code Blue System .
Simulasi CODE BLUE SYSTEM”( Aktivasi emergency dan resusitasi kegawatan medis dan henti jantung di rumah sakit) bertujuan untuk.
Memberikan rasa aman pada pasien, pengunjung serta seluruh setaf Rumah Sakit Hana Charitas (Charitas Hospital Arga Makmur).
Mencegah dan mengurangi angka mortalitas ( kematian )
Membentuk kemandirian rumah sakit dalam hal pengembangan, maintenance dan evaluasi activasiCode blue system rumah sakit.
Peserta simulasi mampu berperan aktif sebagai bagian dari sistem resusitasi pasien kritis di rumah sakit.
Peserta simulasi mampu melakukan tindakan bantuan hidup dasar maupun bantuan hidup lanjut dengan kualitas tinggi sesuai rekomendasi terbaru baik pada pasien anak maupun dewasa
Peserta simulasi mampu melakukan komunikasi dan kerjasama tim yang baik pada tindakan resusitasi jantung paru baik sebagai anggota tim maupun sebagai leader tim.
Adapun peserta pelatihan yang terlibat.
Tim Code Blue Rumah Sakit Hana Charitas (Charitas Hospital Arga Makmur).
dr. Antonius Yulianto Prabowo
Lamhot Siringoringo. SST
Sodik Fituloh. Amd, Kep
Petugas medis lain ( perawat bangsal)
Wenti apriani Amd. Kep
Petugas non medis
Andreas novian eko prihantoro
Yuniarti karubi
Lismawati
Firman abdilah
Dorma munte
Metode kegiatan berupa simulasi langsung di lapangan ( area rumah sakit ) dengan tahapan.
Ditemukan korban tidak sadarkan diri di selasar depan ruang tunggu rawat inap Rumah Sakit Hana Charitas (Charitas Hospital Arga Makmur) oleh petugas non medis ( petugas primer).
Kemudian petugas primer melakukan cek respon dengan panggilan verbal dan rangsangan nyeri.
Kemudian setelah korban tidak respon petugas primer pertama memanggil bantuan petugas terdekat sembari menunggu bantuan datang petugas primer pertama melakukan cek nadi dan nafas.
Setelah bantuan datang petugas primer pertama meminta bantuan kepada petugas primer ke 2 untuk menghubungi bagian informasi agar mengaktifkan code blue sistem, sedangkan petugas primer pertama tetap melanjutkan untuk memberikan bantuan hidup dasar (BHD) terhadap korban.
Petugas primer ke 2 menghubungi petugas informasi dengan menggunakan paging sistem ( Handy Talk/HT) yang bertujuan untuk dua kepentingan yaitu menghubungi informasi central guna mengumpulkan tim code blue yang bertugas di unitnya masing-masing, sekaligus tim code blue skunder ( di IGD) merespon untuk memberikan instruksi kepada petugas primer.
Tim code blue bergegas datang dengan membawa peralatan lengkap:
Leader memberikan komando.
Petugas airway & breathing membawa peralatan airway breathing.
Petugas sircular membawa peralatan sirculasi.
Petugas compresor membawa difibrilator.
Setelah tim code blue tiba dilokasi segera mengambil alih tindakan dengan posisi tugas masing masing sesuai komando dari leader.
Leader meminta informasi dari petugas primer.
Informasi yang di berikan bahwa korban ditemukan tidak sadarkan diri dengan kondisi henti nafas dan henti jantung, serta sudah di berikan bantuan hidup dasar selama kurang dari 5 menit.
Leader melanjutkan komando untuk memberikan bantuan hidup lanjut.
Kemudian leader memberikan keputusan tentang kondisi korban untuk ditransfer ke IGD dengan menginformasikan ke petugas IGD.